Resident Evil: The Final Chapter (2016)

The Final Chapter merupakan seri terakhir dari Resident Evil. Sebelumnya, sang sutradara Paul W.S. Anderson telah memproduksi lima seri mulai dari Resident Evil (2002), Resident Evil: Apocalypse (2004), Resident Evil: Extinction (2007), Resident Evil: Afterlife (2010), dan Resident Evil: Retribution (2012).

Bila kita kembali ke masa lalu, kalau bahasa kerennya flashback, terlihat sekali bahwa film ini sebenarnya direncanakan hanya untuk dua seri saja. Sang sutradara yang juga merangkap sebagai penulis cerita, tidak menyangka kalau filmnya bisa mendapatkan respon yang luar biasa dari penonton.


Awalnya alur cerita yang dibuat lebih ke horror dimana sebuah virus mematikan menyebar di sebuah laboratorium rahasia di bawah tanah. Penulis cerita berusaha untuk tetap mempertahankan nilai-nilai zombie ke dalam seri kedua. Dengan menambah sedikit bumbu action ke dalam cerita karena melihat dari segi kebutuhan. Tidak mungkin membunuh zombie dengan salib atau air suci, salib dan air suci dipakai untuk membunuh drakula, bukan zombie. Dalam seri kedua, virus mematikan telah menyebar ke seluruh kota. Jagoan wanita kita berusaha untuk keluar dari Raccoon City dengan dibantu pasukan elit militer Amerika Serikat.

Melihat keberhasilan dari seri pertama dan kedua, tidak ada alasan untuk tidak melanjutkan seri Resident Evil ke level selanjutnya. Tetapi tidak mudah untuk mempertahankan nuansa horror yang sudah ditanamkan di seri pertama dan kedua. Nuansa horror mulai memudar di seri ketiga dan lebih menonjolkan kemampuan Alice sang jagoan wanita dalam berkelahi, menggunakan belati dan senjata api.

Dengan berjalannya waktu dan mulai seri ke empat dan kelima, bisa dikatakan horror telah dihilangkan dari film ini dan mengusung kategori action sepenuhnya.

The Final Chapter, sesuai dengan judulnya yang merupakan seri terakhir dari cerita sang jagoan wanita, Alice. Alur ceritanya bisa dikatakan terlalu dipaksakan dan kurang bombastis mengingat ini adalah seri terakhir. Tetapi masih bisa ditonton dan menjadi hiburan bagi penggemar film action. Sayangnya, perkelahian yang dipertontonkan dalam seri terakhir ini terlalu banyak gerakan kamera dan pergantian scene yang sebenarnya tidak diperlukan, sehingga terlihat memusingkan. Saran, jangan nonton film ini di CD bajakan yang belum kualitas Ori. Apalagi nontonnya di laptop layar kecil. Puyeng melihat layarnya, mata bisa berkunang-kunang.

Jangan Anda membayangkan perkelahian yang ditunjukkan di film ini sama seperti menonton film IP Man atau film Donny Yen lainnya. Perkelahiannya terlalu banyak trik kamera. Sulit untuk bisa melihat gerakan tangan dan kaki.

Mari kita masuk ke alur cerita. Bagi yang membenci spoiler, hentikan membaca dan segera nonton filmnya, baru kembali dan lanjutkan membaca coretan di bawah ini. Jangan kuatir, tidak semua cerita saya buka disini.

Alice mendapatkan informasi bahwa adanya anti virus yang bisa membunuh semua zombie di dunia. Anti virus tersebut disimpan di Hive yang merupakan laboratorium bawah tanah yang diceritakan di seri pertama. Setengah film menceritakan tentang perjalanan Alice berusaha mencapai Hive. Dalam perjalanan Alice bertemu teman lama Claire Redfield yang diperankan oleh Ali Larter. Sebelumnya Ali Larter sudah bermain di Resident Evil mulai seri ketiga.

Dalam perjalanannya, Alice dikejar oleh Dr. Isaacs dengan membawa mobil perang dan ribuan zombie yang membuntuti dibelakang. Disini sang jagoan Alice bersama Claire berusaha untuk mempertahankan gedung tempat mereka bersembunyi agar tidak diserang habis-habisan oleh Dr. Isaacs dan para zombie. Puncak dari film ini, terjadi pada saat berada di dalam Hive dimana Alice berusaha untuk masuk ke dalam ruang utama. Ruang utama yang berada pada level paling bawah. Berkelahi dengan monster yang telah bermutasi dan berkelahi dengan Dr. Isaacs di ruang jebakan sinar laser. Dalam akhir film, Alice mengetahui statusnya yang sebenarnya. Siapa Alice? Tentu saja, tidak perlu dibahas agar tidak merusak suasana menonton bagi yang belum sempat menonton film ini.

Sebagai penutup, akhir cerita yang dipertontonkan kurang begitu wow. Mengalahkan Dr. Isaacs terlalu mudah. Untungnya masih ada trik sampai akhir cerita, lumayan buat kejutan akhir. Dan penampilan Milla Jovovich juga bagus seperti di seri sebelumnya walaupun dia baru saja melahirkan anak yang kedua. Di dalam film ini juga menampilkan Joon Gi Le, aktor film seri Korea seperti Hero dan Two Weeks. Secara keseluruhan film ini masih bisa dikatakan sebagai action yang menghibur.


Director: Paul W.S. Anderson
Writer: Paul W.S. Anderson
Stars: Milla Jovovich, Iain Glen, Ali Larter

No comments:

Post a Comment