The Final Chapter merupakan seri terakhir dari Resident
Evil. Sebelumnya, sang sutradara Paul W.S. Anderson telah memproduksi lima seri
mulai dari Resident Evil (2002), Resident Evil: Apocalypse (2004),
Resident Evil: Extinction (2007), Resident Evil: Afterlife (2010),
dan Resident Evil: Retribution (2012).
Bila kita kembali ke masa lalu, kalau bahasa kerennya flashback, terlihat sekali bahwa film
ini sebenarnya direncanakan hanya untuk dua seri saja. Sang sutradara yang juga
merangkap sebagai penulis cerita, tidak menyangka kalau filmnya bisa
mendapatkan respon yang luar biasa dari penonton.
Awalnya alur cerita yang dibuat lebih ke horror dimana sebuah virus mematikan
menyebar di sebuah laboratorium rahasia di bawah tanah. Penulis cerita berusaha
untuk tetap mempertahankan nilai-nilai zombie
ke dalam seri kedua. Dengan menambah sedikit bumbu action ke dalam cerita karena melihat dari segi kebutuhan. Tidak
mungkin membunuh zombie dengan salib
atau air suci, salib dan air suci dipakai untuk membunuh drakula, bukan zombie.
Dalam seri kedua, virus mematikan telah menyebar ke seluruh kota . Jagoan wanita kita berusaha untuk keluar
dari Raccoon City dengan dibantu pasukan elit militer
Amerika Serikat.
Melihat keberhasilan dari seri pertama dan kedua, tidak ada
alasan untuk tidak melanjutkan seri Resident Evil ke level selanjutnya. Tetapi
tidak mudah untuk mempertahankan nuansa horror
yang sudah ditanamkan di seri pertama dan kedua. Nuansa horror mulai memudar di seri ketiga dan lebih menonjolkan kemampuan
Alice sang
jagoan wanita dalam berkelahi, menggunakan belati dan senjata api.
Dengan berjalannya waktu dan mulai seri ke empat dan kelima,
bisa dikatakan horror telah
dihilangkan dari film ini dan mengusung kategori action sepenuhnya.
The Final Chapter, sesuai dengan judulnya yang merupakan
seri terakhir dari cerita sang jagoan wanita, Alice . Alur ceritanya bisa dikatakan terlalu
dipaksakan dan kurang bombastis
mengingat ini adalah seri terakhir. Tetapi masih bisa ditonton dan menjadi
hiburan bagi penggemar film action.
Sayangnya, perkelahian yang dipertontonkan dalam seri terakhir ini terlalu
banyak gerakan kamera dan pergantian scene
yang sebenarnya tidak diperlukan, sehingga terlihat memusingkan. Saran,
jangan nonton film ini di CD bajakan yang belum kualitas Ori. Apalagi nontonnya di laptop layar kecil. Puyeng melihat
layarnya, mata bisa berkunang-kunang.
Jangan Anda membayangkan perkelahian yang ditunjukkan di
film ini sama seperti menonton film IP Man atau film Donny Yen lainnya.
Perkelahiannya terlalu banyak trik kamera. Sulit untuk bisa melihat gerakan
tangan dan kaki.
Mari kita masuk ke alur cerita. Bagi yang membenci spoiler, hentikan membaca dan segera
nonton filmnya, baru kembali dan lanjutkan membaca coretan di bawah ini. Jangan
kuatir, tidak semua cerita saya buka disini.
Dalam perjalanannya, Alice
dikejar oleh Dr. Isaacs dengan membawa mobil perang dan ribuan zombie yang membuntuti dibelakang.
Disini sang jagoan Alice
bersama Claire berusaha untuk mempertahankan gedung tempat mereka bersembunyi
agar tidak diserang habis-habisan oleh Dr. Isaacs dan para zombie. Puncak dari film ini, terjadi pada saat berada di dalam Hive dimana Alice berusaha untuk masuk ke dalam ruang
utama. Ruang utama yang berada pada level paling bawah. Berkelahi dengan
monster yang telah bermutasi dan berkelahi dengan Dr. Isaacs di ruang jebakan
sinar laser. Dalam akhir film, Alice
mengetahui statusnya yang sebenarnya. Siapa Alice? Tentu saja, tidak perlu
dibahas agar tidak merusak suasana menonton bagi yang belum sempat menonton
film ini.
Director: Paul W.S. Anderson
Writer: Paul W.S. Anderson
Stars: Milla Jovovich, Iain Glen, Ali Larter
No comments:
Post a Comment