‘Patriots Day’ diangkat dari kisah nyata meledaknya dua buah
bom rakitan rumahan pada saat acara lari maraton. Bom tersebut menyebabkan
meninggalnya tiga orang warga Boston
dan 264 orang menderita luka-luka. Membutuhkan 27 rumah sakit untuk merawat
semua korban, dan 14 orang dilaporkan harus melakukan amputasi atas akibat
ledakan tersebut.
Kata Patriots Day
diambil dari sebutan Hari Pahlawan yang dirayakan sebagai hari libur nasional di
beberapa bagian Amerika Serikat. Patriots
Day untuk mengingat para pahlawan yang gugur dalam peperangan antara Lexington dan Concord ,
yang merupakan perang pertama dari Perang Revolusi Amerika. Untuk merayakan
hari besar tersebut, setiap tahun diadakan lomba lari maraton yang terbagi
dalam beberapa kategori mulai dari pelari profesional, orang tua, disabilitas
yang memakai kursi roda, sampai warga disabilitas yang memakai sepeda
digerakkan menggunakan tangan.
Film ini bercerita mengenai Tommy Saunders yang diperankan
oleh Mark Wahlberg, seorang polisi berpangkat Sersan yang ditugaskan sebagai
koordinator lapangan untuk menjaga garis akhir dari acara lari maraton. Sebelumnya,
ditampilkan bagian film yang menceritakan latar belakang mengenai beberapa
korban termasuk cerita mengenai kondisi Tommy Saunders yang mengalami
pembengkakan pada lutut kirinya.
Pada hari Pahlawan tiba, acara lari maraton berlangsung
normal seperti tahun-tahun sebelumnya. Banyak polisi yang dikerahkan untuk
menjaga keamanan. Yang tidak mereka ketahui bahwa ada dua orang yang mempunyai
rencana untuk meledakkan bom. Tamerlan Tsarnaev (Themo Melikidze) dan adik
laki-lakinya Dzokhar (Alex Wolff) membaur bersama para penonton. Mereka
berpisah dan berdiri di dua tempat yang berbeda. Bom yang dirakit sendiri
seperti bom panci yang pelakunya ditangkap di daerah Bandung sekitar akhir bulan Februari yang
lalu.
Tamerlan Tsarnaev dan Dzokhar membawa bomnya dalam tas
ransel. Pada saat berada di titik yang tepat, mereka meletakkan ransel ke tanah
dan meninggalkannya pergi.
Pada saat para pelari memasuki jalan tersebut satu per satu,
sebuah ledakan terjadi. Sebelum orang-orang sempat bereaksi dan menyadari apa
yang terjadi, sebuah ledakan kembali terjadi yang posisinya hanya beberapa
meter dari ledakan pertama. Setelah ledakan kedua terjadi, baru Tommy Saunders
menyadari bahwa itu adalah serangan bom. Polisi, paramedis, dan para relawan
mulai berhamburan menolong para korban yang bergeletakan di tanah.
Beberapa korban yang diceritakan pada awal cerita terlihat
kembali di antara para korban. Sepasang suami istri Patrick Downes (Christopher
O'Shea) dan Jessica Kinsky (Rachel Brosnahan) mengalami luka parah pada kaki
mereka. Seorang ayah Steve Woolfenden (Dustin Tucker) bersama bayinya bernama
Leo yang duduk di kursi bayi juga terkena ledakan. Sang ayah terkena ledakan
tetapi masih sadar dan berusaha menjaga anaknya. Mukjizat si bayi tidak terluka
sama sekali.
Film berlanjut mempertontonkan kerja sama antara kepolisian Boston dengan FBI saling
membantu untuk melacak pelaku dari pengeboman tersebut. FBI dan polisi harus
segera menangkap pelaku karena kemungkinan adanya bom yang belum diledakkan. Setelah
mendapatkan petunjuk dan foto yang tidak terlalu jelas, mereka mulai pencarian
kedua pelaku.
Setelah mendapatkan beberapa petunjuk di mana kedua pelaku Tamerlan
Tsarnaev dan Dzokhar berusaha keluar dari Boston
untuk menuju kota New York yang merupakan target peledakan
berikutnya.
Pemerintah kota akhirnya
harus mengeluarkan kebijakan darurat untuk menutup semua kegiatan kota dan menutup semua jalan keluar kota . Semua warga tidak diijinkan keluar dari
rumah, sementara pihak kepolisian melakukan pemeriksaan dari rumah ke rumah.
Secara keseluruhan, film ini sangat bagus karena diangkat
dari cerita nyata. Pemain utamanya Mark Whalberg juga memerankan karakternya
dengan baik. Sayangnya, film ini hanya menceritakan tentang pencarian dan
penangkapan para pelaku. Tidak ada cerita yang diungkapkan mengenai alasan
mengapa pelaku melakukan bom tersebut. Entah karena keterbatasan waktu atau
memang penyebab peledakan tersebut masih dirahasiakan oleh FBI.
Beberapa catatan pada akhir film, Dzokhar Tsarnaev dituntut
hukuman mati dengan suntikan. Pada saat film ini dibuat, dia masih berada dalam
tahanan menunggu keputusan pengadilan. Teman-teman kuliah Dzokhar sebanyak tiga
orang juga ditangkap karena dianggap menghalangi penyelidikan. Di tengah-tengah
film, diceritakan ketiga temannya sudah tahu bahwa Dzokhar terlibat dalam
pengeboman dan bahkan mereka menemukan bahan pembuat bom di dalam kamar
asramanya. Tetapi mereka tidak melapor kepada polisi.
Di akhir film kita juga ditunjukkan pengakuan dari para
korban termasuk Patrick Downes dan Jessica Kinskey, sepasang suami istri yang
harus di amputasi satu kakinya. Dan juga foto para korban yang telah meninggal
dunia.
No comments:
Post a Comment